Status
Setiap yg berlaku,tak kira baik atau buruk,pasti ada hikmah yg tersembunyi yg kita tak tahu.

Wednesday 30 May 2012

Air Mata Rasulullah SAW..

Penulis : Cahaya Kesabaran Masa : 21:15 Comments : 0 Labels :

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru 
mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. 
TapiFatimah tidak   mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku
 sedang demam,” kata Fatimah  yan membalikkan badan dan menutup pintu. 
Kemudian  ia kembali menemani ayahnya yang  ternyata 
sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah,  
“Siapakah  itu wahai anakku?”  “Tak  tahulah ayahku, orang  
sepertinya baru sekali  ini aku melihatnya,” tutur Fatimah  lembut.
 Lalu, Rasulullah menatap puterinya  itu dengan pandangan yang 
menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya  
itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah  yang menghapuskan 
kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
 Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan  
ledakkan  tangisnya. Malaikat maut datang  menghampiri, 
 tapi  Rasulullah  menanyakan  kenapa  Jibril  tidak  ikut  sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah  Jibril yang  sebelumnya  sudah 
bersiap di atas  langit dunia menyambut ruh kekasih Allah 
dan penghulu dunia  ini.  “Jibril,  jelaskan apa hakku 
nanti di hadapan Allah?”
 Tanya Rasululllah dengan suara yang amat  lemah.  
“Pintu-pintu  langit  telah  terbuka, para malaikat  telah menanti  ruhmu. Semua 
syurga terbuka  lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. 
Tapi  itu  ternyata  tidak membuatkan Rasulullah  lega,
 matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau  tidak  senang  mendengar  khabar  ini?” Tanya  Jibril  lagi. 
“Khabarkan  kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”  
“Jangankhawatir , wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman
 kepadaku: ”Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umatMuhammad 
telah berada 
di dalamnya,” kata  Jibril. Detik-detik semakin dekat,
 saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. 
Nampak seluruh  tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat  lehernya 
menegang.  “Jibril, betapa  sakit  sakaratul maut  ini.”

Perlahan  Rasulullah  mengaduh.  Fatimah  terpejam,  Ali yang  di  
sampingnya  menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu  Jibril?”
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu  itu. 
“Siapakah yang  sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” 
kata  Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, 
karena  sakit  yang  tidak  tertahankan  lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, 
timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.
”Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya  sudah  tidak bergerak  lagi.
 Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis  shalati, wa maa malakat aimanukum  –
 peliharalah  shalat dan peliharalah orang-orang  lemah di antaramu.” 
Diluar  pintu  tangis  mulai  terdengar  bersahutan,  sahabat  saling 
 berpelukan.  Fatimah menutupkan  tangan  di  wajahnya,  dan  Ali  kembali  
mendekatkan  telinganya  ke  bibir Rasulullah  yang mulai kebiruan. 
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” -  “Umatku, umatku, umatku”  

Dan, berakhirlah  hidup manusia mulia  yang memberi  sinaran  itu.
Kini, mampukah  kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala 
Muhammad wa baarik alaaa wa salim ‘alaihi. Betapa  cintanya 
Rasulullah kepada kita.

Khabarkan kepada sahabat-sahabat muslim  lainnya agar  timbul 
kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya,  seperti Allah dan 
Rasulnya mencintai kita. Karena  sesungguhnya  selain daripada  itu 
hanyalah  fana belaka. Amin…  Jangan gelisah apabila  dibenci  
manusia  karena,  masih  banyak  yang  menyayangimu  di  dunia.  
Tapi gelisahlah apabila dibenci Allah, karena  tiada  lagi  yang mengasihmu 
diakhirat. Wallahua’lam
sumber:ainmusrah
IKHLAS-RINA


No comments: