
Puisi ini bukan saya tulis. Bukan karya saya. Tapi karya seseorang hamba Allah...Sedap bunyinya, bermain-main irama di hati. Berlagu-lagu merentap diri....:')

Aku ingin menangis,
Menurutkan hati yang dilanda gerimis,
Mematuhi fitrah yang jelas tertulis,
Segenggam takdir tak mungkin terhakis,
Menyangkal pengertian ungkapan egois,
Benarkah seorang manusia itu layak menangis?
Aku ingin menangis,
Akalku tidak setajam Khalid di medan Mu’tah,
Matlamat hidupku tidak setepat panahan Hamzah,
Suara jiwaku tidak selantang Bilal di subuh mencerah,
Pendirianku tidak sehebat Sulaiman membina wilayah,
Apakah ini bisikan dayus atau diriku yang mudah mengalah?
Aku ingin menangis,
Mengimbau kembali sejarah hidupku,
Pentasan dunia bersulam waktu,
Merentasi hari menagih kurniaanMu,
Termenung sejenak diriku terpaku,
Apakah sumbanganku pada agamaMu?
Aku ingin menangis,
Ketika derai tawa menghiasi hariku,
Ketika indah mentari menemani pagiku,
Ketika garis sang pelangi menghiburkan petangku,
Ketika hening malam menemani tidurku,
Apakah terpacul dari bibirku hamburan syukur diriku padaMu?
Aku ingin menangis,
Kutahu ajal mautku tertulis ditanganMu,
Kusedar segunung doa tak mampu memutar waktu,
Namun kuyakini Engkau selalu mendengarkan aku,
Ya Allah kau biarkanlah air mata ini berlalu,
Kembalikan diriku ke jalan redhaMu..
IKHLAS-RINA

Nilailah diri ini dari kaca mata hamba Ilahi, bukan pada labuhnya hijabku, bukan jua pada petah bicaraku.. Diri ini masih bertatih di dunia fana, untukku cari hakiki di akhirat sana. Andai aku terjatuh, sambutlah tanganku. Andai aku tersesat, pimpinlah langkahku. Aku masih bertatih, dan tidak akan mengalah.
Wahai para ikhwan... Kamulah pemimpin agama, maka jadilah pemimpin soleh yang adil dan saksama. Bimbinglah keluargamu, sahabatmu, kembali ke fitrahnya. Jagalah iman, Islam dan ihsan agar tidak pantas langkahmu tersadung di medan perjuangan ini..."Aku mencintaimu kerana agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu."


No comments:
Post a Comment